Asam dan Basa: Teori, Indikator, dan Perhitungannya untuk Kelas 11

Asam dan basa merupakan salah satu materi penting dalam pelajaran kimia kelas 11 SMA. Konsep ini tidak hanya berguna di kelas, tetapi juga banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada makanan, minuman, hingga produk pembersih. Untuk memahami topik ini, kita perlu mempelajari teori, cara mengidentifikasi menggunakan indikator, dan cara menghitungnya.

Teori Asam dan Basa

  1. Teori Arrhenius

    • Asam adalah zat yang menghasilkan ion H⁺ (proton) dalam larutan air.
      Contoh: HCl → H⁺ + Cl⁻

    • Basa adalah zat yang menghasilkan ion OH⁻ (hidroksida) dalam larutan air.
      Contoh: NaOH → Na⁺ + OH⁻

  2. Teori Brønsted–Lowry

    • Asam adalah zat yang dapat memberikan proton (H⁺).

    • Basa adalah zat yang dapat menerima proton.
      Contoh: NH₃ + H₂O → NH₄⁺ + OH⁻ (NH₃ bertindak sebagai basa karena menerima proton).

  3. Teori Lewis

    • Asam adalah penerima pasangan elektron.

    • Basa adalah pemberi pasangan elektron.
      Contoh: BF₃ (asam) menerima pasangan elektron dari NH₃ (basa).

baca juga: biaya les privat

Indikator Asam dan Basa

Indikator adalah zat yang dapat menunjukkan sifat asam atau basa suatu larutan melalui perubahan warna. Beberapa indikator yang umum digunakan antara lain:

  • Lakmus

    • Larutan asam mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.

    • Larutan basa mengubah kertas lakmus merah menjadi biru.

  • Fenolftalein (PP)

    • Tidak berwarna dalam larutan asam.

    • Berwarna merah muda dalam larutan basa.

  • Metil Jingga

    • Merah dalam larutan asam.

    • Kuning dalam larutan basa.

Selain indikator alami seperti ekstrak bunga sepatu dan kol ungu juga bisa digunakan untuk menguji asam dan basa karena mengandung pigmen yang sensitif terhadap pH.

Perhitungan pH

Nilai pH menunjukkan tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan, dengan skala 0–14.

  • pH < 7 → Larutan bersifat asam.

  • pH = 7 → Larutan netral.

  • pH > 7 → Larutan bersifat basa.

Rumus pH dan pOH

  • pH = –log [H⁺]

  • pOH = –log [OH⁻]

  • Hubungan pH dan pOH: pH + pOH = 14

Contoh soal:
Hitung pH larutan HCl 0,01 M!
[H⁺] = 0,01 M = 10⁻² M
pH = –log (10⁻²) = 2
Artinya, larutan bersifat asam kuat.

Contoh soal basa:
Hitung pH larutan NaOH 0,001 M!
[OH⁻] = 10⁻³ M
pOH = –log (10⁻³) = 3
pH = 14 – 3 = 11 (basa kuat).

Memahami teori asam dan basa membantu siswa memahami banyak fenomena kimia di sekitar kita. Dengan mempelajari indikator, kita bisa mengidentifikasi sifat suatu larutan, dan melalui perhitungan pH, kita dapat mengetahui tingkat keasamannya secara kuantitatif. Materi ini sangat penting sebagai dasar untuk memahami reaksi kimia yang lebih kompleks di tingkat selanjutnya.